Pendahuluan
Perkembangan teknologi sangat berpegaruh terhadap
perkembangan game, dimana perubahannya akhir-akhir ini makin pesat berkembang.
Pada sekitar awal dekade 80-an, sebenarnya sudah ada persaingan ketat antar
perusahaan game dalam memasarkan produknya. Game yang populer dengan nama video
game ini hanya bisa dimainkan oleh satu atau dua orang pemain pada sebuah console.
Pesawat televisi dibutuhkan sebagai media tampilan. Jenis game-nya juga masih
sangat sederhana dengan grafik yang sangat kasar. Tampilannya mirip seperti
game dari bahasa program Java, yang bisa dimainkan di handphone sekarang ini.
Perusahaan game yang terkenal pada saat itu adalah Atari, Sega dan Nintendo.
Video game atau Console game ini adalah sebuah bentuk dari multimedia interaktif yang digunakan untuk sarana hiburan. Game ini dimainkan dengan menggunakan sebuah alat yang bisa digenggam oleh tangan dan tersambung ke sebuah kotak alat atau console. Alat yang digenggam tangan tadi dikenal dengan nama joystick. Isinya adalah beberapa tombol-tombol sebagai kontrol arah maju, mundur, kiri dan kanan, dimana fungsinya adalah untuk berinteraksi dan mengendalikan gambar-gambar di layar pesawat televisi. Game ini juga biasanya dimainkan dengan memasukan sebuah keping CD yang bisa diganti-ganti atau cartridge yang harus dimasukkan ke dalam game console.
Video game atau Console game ini adalah sebuah bentuk dari multimedia interaktif yang digunakan untuk sarana hiburan. Game ini dimainkan dengan menggunakan sebuah alat yang bisa digenggam oleh tangan dan tersambung ke sebuah kotak alat atau console. Alat yang digenggam tangan tadi dikenal dengan nama joystick. Isinya adalah beberapa tombol-tombol sebagai kontrol arah maju, mundur, kiri dan kanan, dimana fungsinya adalah untuk berinteraksi dan mengendalikan gambar-gambar di layar pesawat televisi. Game ini juga biasanya dimainkan dengan memasukan sebuah keping CD yang bisa diganti-ganti atau cartridge yang harus dimasukkan ke dalam game console.
Video game dengan console kini juga sudah berkembang pesat. Saat ini, pemain yang cukup dominan adalah X-Box dari Microsoft dan PlayStation keluaran Sony. PlayStation (PS) telah sukses dengan PSP-nya yang portable dan PS2 yang fenomenal karena harganya yang cukup murah, sekitar Rp.1,5 juta. Saat ini di pelosok perumahan umumnya terdapat rental PS2 yang bisa dimainkan dengan biaya berkisar hanya Rp.1,500 per jam. PlayStation ini sendiri telah mengeluarkan versi baru, yaitu PS3 dengan harga banderol yang masih mahal, Rp.7 juta-an per unit (pada pertengahan 2007). Tidak diragukan lagi, tampilan dan akselerasinya jauh lebih halus dan cepat dari generasi pendahulunya.
Para gamers lama kelamaan menginginkan suatu permainan yang tidak saja dapat dimainkan oleh 2 orang, tapi juga bisa dimainkan secara massal dan bersamaan tanpa memandang jarak misalnya antar daerah satu yang lainnya hingga menembus jarak antar negara. PlayStation dan X-Box pun tampil sebagai sebuah console yang sudah bisa dimainkan secara online. Selain dari console, game juga bisa dijalankan dari personal computer (PC) atau sering juga disebut juga PC game. Game di PC tidak kalah menariknya dibanding dengan di console. Mari kita lihat bedanya.
Di dalam video game atau console game kita menemukan adanya lingkungan bermain game yang lebih sederhana dibanding pemain di PC game, bukan hanya terutama karena keterbatasan fitur dari joystick, tapi karena disebabkan keterbatasan teknologi di dalam perangkat keras (hardware) pada console serta output resolusi visual yang secara potensial lebih rendah.
Seperti kita ketahui, pada setiap PC umumnya terdapat sebuah keyboard dan sebuah mouse yang bisa digunakan dalam desain permainan game yang lebih kompleks. Gambar grafik yang ditampilkan di PC game lebih hidup dan tajam, tergantung dari pemakaian display adapter card atau video card yang digunakan pada mainboard komputer. Semakin mutakhir dan besar kapasitas memori video card-nya, maka semakin halus pula resolusi dan akselerasi game-nya. Sedang console game biasanya dimainkan di televisi, dimana ketajaman gambar lebih rendah dan game biasanya dimainkan dari jarak dekat.
Jenis game yang tersedia untuk sebuah video game atau console ditentukan dari tuntutan pasar dan tren. Video game atau console menurut anggapan banyak orang, lebih dianggap sebagai mainan anak-anak kecil, sedangkan PC adalah mainan mereka yang lebih ‘dewasa’. Karena itu, beberapa tahun lalu, console lebih banyak terlihat memainkan game yang lebih sederhana, seperti platform games, tembak-menembak (shoot-em-up) dan pukul-memukul (beat-em-up).
Sedang PC game lebih didominasi ke genre RPG, strategi dan simulasi. Dengan adanya perkembangan video game atau console diantara pasar orang dewasa, perbedaannya dengan PC game juga semakin berkurang. Akhir-akhir ini strategy games, role-playing games dan game simulasi, walau tidak sebanyak di PC game, sudah bisa didapatkan di video game.
Awalnya, jika kita bermain sendiri di PC atau komputer, yang menjadi lawan kita adalah komputer itu sendiri. Tetapi dengan sistem jaringan (LAN: local area network), kita bisa melawan orang lain pada komputer yang terpisah, yang lebih dikenal dengan istilah multiplayer. Untuk dapat memainkannya, kita harus menghubungkan PC atau komputer ke sekelompok PC lain yang saling terhubung. Multiplayer game ini bisa dimainkan dengan jaringan lokal tanpa akses internet, tetapi bisa juga dengan menggunakan akses internet. Multiplayer game yang tidak membutuhkan akses internet disebut juga sebagai LAN game.
Di Indonesia sendiri, sejak tahun 2000-an, LAN game didominasi oleh game tembak-menembak, diantaranya Counter Strike (CS) dan game strategi Warcraft. Game ini masih memiliki keterbatasan dalam jumlah pemain. Lawan kita dalam game hanya terbatas pada jumlah PC yang terhubung dalam jaringan lokal tersebut. Jika game tadi ingin lebih dimainkan secara massal, secara bersamaan dan tanpa mempertimbangkan jarak, maka PC itu harus terhubung dengan jaringan internet. Karena dari aplikasinya yang harus terhubung atau online dengan internet, maka banyak orang menyebutnya sebagai online game.
Game berarti “hiburan”. Permainan game juga merujuk pada pengertian sebagai “kelincahan intelektual” (intellectual playability). Sementara kata “game” bisa diartikan sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada target-target yang ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual, pada tingkat tertentu, merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara maksimal.
Menurut Alan Shiu Ho Kwan (2000), setidaknya ada enam faktor yang melatari seseorang bermain games: adanya tawaran kebebasan, keberagaman pilihan, daya tarik elemen-elemen gam, antarmuka (interface), tantangan dan aksesibilitasnya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa hampir seluruh manusia pasti pernah bahakan menyukai games, termasuk mahasiswa. Untuk itu akan dibahas mengenai sejarah perkembangan games di komputer dan juga perkembangannya, serta pengaruhnya terhadap mahasiswa.
Perkembangan games sangat pesat. Games yang pertama hanya berupa permainan tenis for two pada Osiloskop. Kemudian berkembangan hingga games 3 Dimensi bahkan sekarang berrkembang menjadi games on line yang mayoritas disukai oleh para pelajar dan mahasiswa. Games juga dapat dioperesikan di berbagai sistem operasi, seperti Windows maupun Linux. Hal itulah yang saat ini dikhawatirkan oleh para orang tua pelajar dan mahasiswa. Games sebenarnya sangat penting untuk perkembangan otak manusia. Seorang manusia akan mulai berpikir jika sudah dihadapkan dengan sebuah masalah. Sedangkan, pada sebuah games, kita dihadapkan dengan berbagai macam masalah dan kita dituntut untuk memecahkannya sedemikian rupa sehingga kita dapat menyelesaikan atau bahkan kita dapat memenangkan permainan/games yang kita mainkan.
Tetapi dibalik semua keuntungan tersebut, terdapat suatu ancaman yang hingga saat ini masih menjadi sebuah tantangan bagi para pemain games, yaitu kecanduan games. Masalah tersebut justru membuat para pengelola industri games kegirangan. Dengan begitu produk games yang mereka tawarkan dapat laris di pasaran. Tetapi tidak bagi para pemain atau pecandu games. Mereka menjadi ketagihan dan tidak dapat melepaskan diri dari ketergantungan untuk tetap memainkan games favorit mereka dengan frekuensi permainan yang dapat menganggu kegiatan.
Arti Game
Dalam bahasa Indonesia “Game” berarti
“permainan”. Permainan yang dimaksud dalam game juga merujuk pada pengertian
sebagai “kelincahan intelektual” (intellectual playability). Sementara kata
“game” bisa diartikan sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada
target-target yang ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual, pada
tingkat tertentu, merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan
secara maksimal.
Dahulu istilah game identik dengan
anak-anak selaku pemain. Yang ada dibenak kita adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh anak-anak yang menurut mereka itu dapat menyenangkan hati
mereka. Segala bentuk kegiatan yang memerlukan pemikiran, kelincahan
intelektual dan pencapaian terhadap target tertentu dapat dikatakan sebagai
game. Tetapi yang akan dibahas pada kesempatan ini adalah game yang terdapat di
komputer, baik off line maupun online. Saat ini perkembangan games di komputer
sangat cepat. Para pengelola industri game berlomba-lomba untuk menciptakan
game yang lebih nyata dan menarik untuk para pemainnya.
Hal inilah yang membuat perkembangan games
di komputer sangat cepat. Sehingga games bukan hanya sekedar permainan untuk
mengisi waktu luang atau sekedar hobi. Melainkan sebuah cara untuk meningkatkan
kreatifitas dan tingkat intelektual para penggunanya.
Jadi, bermain game adalah suatu proses
“fine tuning” (atau penyamaan frekuensi) dari logika berpikir anak-anak kita
dengan logika berpikir aplikasi komputer yang canggih tadi. Pada saat
bersamaan, game juga secara nyata mempertajam daya analisis para penggunanya
untuk mengolah informasi dan mengambil keputusan cepat yang jitu. Namun, tentu
saja kenyataan juga harus kita masukkan kedalam perhitungan. Kenyataan itu
diantaranya adalah kecanduan para pemain / penggunanya yang akut terhadap
permainan komputer semacam ini. Mereka bisa lupa segala-galanya akan tugas
mereka yang lain termasuk tugas menuntut ilmu.
Aplikasi games dapat dijalankan pada
berbagai platform. Beberapa platform media yang bisa dijadikan pilihan untuk
advergames adalah
1. Personal Computer berupa aplikasi games pada PC. Games ini dijalankan pada personal computer. Pada media Personal Computer, durasi waktu penayangan adalah tidak terbatas, selama games tersebut bagus dan mampu menghibur audience/pemain, maka selama itulah tingkat kemungkinan untuk dilihat audience akan semakin tinggi. Pembuatan Games ini biasanya menggunakan Language C++ / C#, membutuhkan waktu 3-6 bulan tergantung dengan kompleksitas games tersebut.
1. Personal Computer berupa aplikasi games pada PC. Games ini dijalankan pada personal computer. Pada media Personal Computer, durasi waktu penayangan adalah tidak terbatas, selama games tersebut bagus dan mampu menghibur audience/pemain, maka selama itulah tingkat kemungkinan untuk dilihat audience akan semakin tinggi. Pembuatan Games ini biasanya menggunakan Language C++ / C#, membutuhkan waktu 3-6 bulan tergantung dengan kompleksitas games tersebut.
2. Web Based Games. Yaitu aplikasi games
yang diletakkan pada server di internet dimana audience/pemain hanya perlu
menggunakan akses internet dan browser untuk mengakses games tersebut.
Corporate yang memiliki keinginan mengumpulkan komunitas internet dan sekaligus
memperkenalkan product/brandnya kepada komunitas Internet sangat cocok memilih
media games online internet ini. Pilihan ini banyak digunakan karena dapat
meningkatkan traffic pada suatu website Bila games yang dibutuhkan simple maka
diperlukan waktu pengembangan yang relative lebih singkat 1-2 bulan.
3. SmartPhones/PocketPC. Aplikasi games
yang jalan pada mobile devices bersistem operasi Windows Mobile 2003/2004
ataupun windows mobile 5.0. Product yang memiliki target market status ekonomi
A,B dan karakter pengusaha/ eksekutif muda sangat cocok apabila menggunakan
media PocketPC/SmartPhones sebagai bagian aktivitas kegiatan advertising. Games
bertemakan strategi ataupun simulasi bisnis pada umumnya lebih disukai oleh
orang-orang golongan ini. Waktu pengembangan biasanya memerlukan waktu 3-6
bulan tergantung dengan kompleksitas games tersebut
4.CellPhones / Mobile Phones. Aplikasi
games untuk cell-phones atau mobile phones sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk
mendapatkan potensial pelanggan dengan golongan Status Ekonomi Responden A,B
dan C. Produk yang memiliki target golongan ABG, remaja, anak kuliah, eksekutif
muda sangat tepat menggunakan media ini, mengingat pada golongan inilah mereka
suka sekali mencoba dan mengeksplorasi features aplikasi yang tersedia pada
mobile/cellphones mereka. Mereka biasanya aktif mencari aplikasi bersifat fun
atau game yang dapat mengisi waktu senggang mereka. Waktu pengembangan untuk
membuat aplikasi pada devices ini relative lebih pendek yaitu 1-3 bulan
tergantung dengan kompleksitas games tersebut.
Sejarah Perkembangan
Teknologi Game
Tahun 1952, A.S. Douglas membuat OXO, game
grafis noughts and crosses (nol dan silang), di University of Cambridge untuk
mendemonstrasikan tesisnya tentang interaksi komputer dan manusia. Permainan
ini bekerja pada komputer besar yang menggunakan CRT display. Bahkan, perangkat
game portable genggam yang pertama dibuat adalah Tic Tac Toe di tahun 1972 oleh
Waco Company. Sampai sekarang game ‘jadul’ ini masih populer di internet. Kalau
kita menoleh ke belakang, tahun 1947 dipercaya sebagai tahun pertama di mana
game didesain untuk dimainkan dengan layar CRT (cathode ray tube). Game
sederhana dirancang oleh Thomas T. Goldsmith Jr. dan Estle Ray Mann.
Aplikasi ini mendapatkan paten tanggal 14
Desember 1948. Sistem yang dibuatnya terdiri dari 8 vacum tubes dan
menyimulasikan peluru ditembakkan pada target, terinspirasi dari display radar
pada Perang Dunia II. Beberapa knop disediakan untuk mengatur kurva dan
kecepatan titik yang mewakili peluru. Karena grafik belum bisa dibuat waktu
itu, target penembakan digambar pada sebuah lapisan yang kemudian ditempelkan
pada CRT. Diyakini bahwa ini adalah sistem pertama yang secara spesifik
didesain untuk game pada layar CRT.
Banyak yang menyebutkan bahwa penemu video
game adalah William Higinbotham. Tahun 1958 menciptakan game Tennis for Two
pada osiloskop. Game ini menampilkan lapangan tenis sederhana dipandang dari
samping. Bola seakan dipengaruhi oleh gravitasi dan harus melewati net/jaring.
Dengan dua kontrol yang masing-masing dilengkapi knop untuk mengarahkan bola
dan sebuah tombol untuk memukul bola sampai melewati net.
Tahun 1972 dirilis perangkat video game
pertama untuk pasar rumahan, Magnavox Odyssey, dihubungkan dengan televisi.
Meski tidak sukses besar, perusahaan lain dengan produk yang sama harus
membayar lisensi. tetapi, kesuksesan menjemput sejak Atari meluncurkan Pong
sebuah video game ping-pong pada 29 November 1972. Berangkat dari sini, video
dan komputer game menjadi populer dan hobi baru di saat PC baru saja mulai
dikenal dan dipakai secara luas.
Perkembangan game komputer dan video game
yang kian memanjakan para pemainnya dengan teknologi-teknologi yahud merupakan
poin menarik untuk dicermati. Meski sejarah video game dan game komputer
mencakup rentang waktu sekira lima dekade, keduanya meraih popularitas sebagai
bagian dari peradaban manusia modern di akhir tahun 1970. Mistery House,
rancangan ibu rumah tangga, Roberta Williams dipercaya sebagai game petualangan
pertama dengan grafis pada Apple II. Meski interface untuk input perintah masih
berupa teks, ilustrasi grafik hitam putih sebuah rumah bergaya viktoria
merupakan gebrakan baru di masa itu. Game ini begitu populer dan mendorong
Roberta Williams mendirikan Sierra On-Line bersama suaminya dan terus
memproduksi game khususnya petualangan.
Meski baru di pertengahan sampai akhir
1980-an game yang muncul di pasaran hadir dengan fungsi scrolling atau virtual
paging, hadirnya produk monitor warna di awal tahun 1980-an membuat para
penggila game makin antusias, sehingga perpindahan suasana game dari halaman ke
halaman lain menjadi lebih hidup. Suara dan musik pengiring ikut juga
menyemarakkan game di era ini melengkapi fungsi multimedia dan interaktif.
Tentu banyak yang tahu dengan game watch. Perangkat berukuran mini dan terasa
pas di genggaman tangan ini mulai tahun 1980 oleh Nintendo. Kesuksesan LCD
genggam ini menciptakan banyak pengikut untuk membuat yang sama dengan
mengadopsi game-game populer.
Awal tahun 1980-an juga ditandai dengan
hadirnya media penyimpan CD-ROM yang dalam waktu singkat menjadi populer. Era
game 3 dimensi (3D) dengan perspektif orang pertama dan multiplayer game mulai
muncul di era ini. Suara dan musik semakin berkembang di pertengahan 1980-an
seiring dengan hadirnya produk sound card. Jadi, memang terasa bahwa pasar game
komputer semakin berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi pendukungnya.
Di sisi konsumen, game pun menjadi lebih nyata dan menarik.
Dengan peningkatan power komputasi dan
turunnya cost untuk prosesor seperti Intel 386, 486, dan Motorola 68000, di
tahun 1990 perkembangan kemampuan multimedia dengan sound card dan CD-ROM lebih
berarti. First Person Shooter adalah sebuah game di mana pemain memegang
kontrol secara penuh pada tokoh utama dan dapat berinteraksi langsung dengan sekitarnya.
Pemain berkonsentrasi pada bagaimana memilih senjata berbagai tipe dengan
amunisi yang terbatas. Hal itu dilakukan untuk dapat memenangkan games yang
sedang dimainkan.
Industri game yang masih berdiri kokoh
sampai hari ini memegang dua pasar besar yaitu video game dan game komputer.
Dan tak diragukan, game komputer memang lebih banyak item judulnya karena
dengan perangkat standar hampir semua game produksi pihak ketiga bisa dimainkan
di PC. Sedangkan untuk pasar video game, didominasi oleh pemilik standar, siapa
lagi kalau bukan Sony dengan Play Station, Microsoft dengan Xbox 360, dan
Nintendo.
Yang menarik, game komputer telah berkembang ke arah Network Multimedia Game, di mana banyak pemain dari lokasi yang saling berjauhan berinteraksi satu sama lain secara real time dalam satu jaringan komputer. Sebut saja misalnya Quake III Arena yang pernah membuat demam kampus sekira tahun 2001 lalu. Contoh lainnya adalah Counter Strike sebuah game 3D multiplayer mengambil tema simulasi taktik pertempuran.
Yang menarik, game komputer telah berkembang ke arah Network Multimedia Game, di mana banyak pemain dari lokasi yang saling berjauhan berinteraksi satu sama lain secara real time dalam satu jaringan komputer. Sebut saja misalnya Quake III Arena yang pernah membuat demam kampus sekira tahun 2001 lalu. Contoh lainnya adalah Counter Strike sebuah game 3D multiplayer mengambil tema simulasi taktik pertempuran.
Selama ini orang menganggap bahwa game
console seperti Playstation dan XBOX adalah sarana terbaik untuk bermain game,
sementara fungsi game di PC hanyalah fungsi tambahan saja. Kebanyakan gamer
juga masih menganggap bahwa game console mampu memberikan gambar yang lebih
baik ketimbang PC.
Anggapan tersebut bisa saja benar jika PC
yang mereka gunakan masih menggunakan videocard kacangan, yang praktis
fungsinya tak berbeda jauh dengan PC di kantor camat yang praktis fungsinya
hanya untuk mengetik dan internetan saja. Sebenarnya semenjak tahun 2003
(tepatnya di era Geforce 4), perkembangan teknologi videocard untuk PC sudah
jauh diatas kemampuan chip grafis yang digunakan oleh game console terbaik saat
itu.
Playstation2 dan XBOX (generasi pertama), saat itu memiliki kinerja yang masih dibawah Geforce4 Ti 4200. Memang harus diakui bahwa harga videocard Geforce4 tipe tersebut saat itu masih lebih mahal daripada harga sebuah Playstation2. Hal itulah yang menyebabkan bermain game di PC dianggap sebagai hal yang mewah dan dianggap lebih menghabiskan biaya ketimbang bermain game di PC. Empat tahun telah berlalu dan kini game console telah menjelma pula menjadi barang mewah. XBOX telah berevolusi menjadi XBOX 360 yang kini harga jualnya sekitar 4 juta, dan Playstation2 juga telah alih generasi menjadi Playstation 3 yang dibandrol dengan harga 5 juta lebih. Bila dulu harga game console lebih murah daripada sebuah PC biasa, kini harga sebuah game console lebih mahal daripada PC biasa bahkan notebook.
Playstation2 dan XBOX (generasi pertama), saat itu memiliki kinerja yang masih dibawah Geforce4 Ti 4200. Memang harus diakui bahwa harga videocard Geforce4 tipe tersebut saat itu masih lebih mahal daripada harga sebuah Playstation2. Hal itulah yang menyebabkan bermain game di PC dianggap sebagai hal yang mewah dan dianggap lebih menghabiskan biaya ketimbang bermain game di PC. Empat tahun telah berlalu dan kini game console telah menjelma pula menjadi barang mewah. XBOX telah berevolusi menjadi XBOX 360 yang kini harga jualnya sekitar 4 juta, dan Playstation2 juga telah alih generasi menjadi Playstation 3 yang dibandrol dengan harga 5 juta lebih. Bila dulu harga game console lebih murah daripada sebuah PC biasa, kini harga sebuah game console lebih mahal daripada PC biasa bahkan notebook.
Banyak pecinta game console berpendapat
harga tersebut pantas karena mereka mengangggap bahwa XBOX 360 dan Playstation3
adalah sarana bermain game yang memiliki tampilan grafis terbaik saat ini. Ini
adalah anggapan yang salah besar, dan ini disebabkan karena para consoole mania
tersebut terlaku lama melotot didepan TV bersama game console kesayanganya
hingga tidak mengikuti perkembangan teknologi terkini. Hingga detik ini, PC
masih tetap merupakan perangkat bermain game gaming yang lebih canggih
dibanding game console terbaru sekalipun. Secara logika akal sehat saja,
mustahil sebuah PC kalah canggih dibanding game console, karena semua game
console diciptakan di PC. Saat ini, teknologi videocard untuk PC lagi-lagi
telah jauh diatas kecanggihan teknologi game console terbaru. Seri videocard
Geforce yang 4 tahun lalu masih seri ke 4, kini telah memasuki seri ke 8, yaitu
Geforce 8800. Geforce 8800 seri termurah, yaitu Geforce 8800GTS 320MB memiliki
teknologi & kinerja yang jauh diatas XBOX 360 dan Sony Playstation3. Namun
harga videocard tersebut bahkan lebih murah dibanding harga Playstation3 dan
XBOX 360.
Sebuah Gaming PC berbasis prosesor terbaru
(Core2 Duo) dan menggunakan generasi videocard terkini (Geforce 8800GTS) memang
akan menelan biaya nyaris 2X harga XBOX 360, namun Gaming PC tersebut memiliki
fungsi yang 7X lebih banyak dibanding sebuah game console. Dan perlu diingat
bahwa tampilan game di Gaming PC tersebut jauh lebih baik dibanding di XBOX
360.
Resiko Bagi yang
Kecanduan Game
Seorang pakar adiksi video game, Mark
Griffiths dari Nottingham Trent University, mengungkapkan bisa saja game
membuat orang lebih bermotivasi. “Video game abad ke-21 dalam beberapa segi
lebih memberi kepuasan psikologis daripada game tahun 1980-an.”
Jelasnya, lanjut dia, untuk memainkannya
perlu keterampilan lebih kompleks, kecekatan lebih tinggi, serta menampilkan
masalah yang lebih relevan secara sosial dan gambar yang lebih realistis.
“Namun saat tawaran ‘hadiah psikologis’ lebih besar, kemungkinan pemain
mengalami kecanduan juga lebih besar.”
Sepengamatannya, anak-anak mulai tertarik
pada video game pada usia sekitar tujuh tahun. Dalam masa ini, tambahnya,
segala hal yang terjadi adalah kegiatan yang belum menimbulkan kerusakan serius
meski sebagian orang sudah melihat adanya gejala kecanduan. Namun penelitian
terbaru pada anak usia awal belasan tahun menemukan hampir sepertiganya bermain
video game setiap hari. “Yang lebih mengkhawatirkan sekitar 7%-nya bermain
paling sedikit selama 30 jam per minggu,” ungkap penelitian itu seperti dikutip
situs BBC beberapa waktu lalu. Menanggapi angka ini, Griffiths dalam
keprihatiannya mengatakan betapa besar dampak jangka panjang dari kegiatan yang
menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per minggu pada perkembangan aspek
pendidikan, kesehatan, dan sosial anak dan remaja. “Ketergantungan semacam itu
dapat memicu perilaku menyimpang lain seperti mencuri uang untuk membeli game
baru, bolos sekolah, keengganan mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak
tenang saat tidak dapat bermain.”
http://dennamaulana.wordpress.com/2010/03/20/perkembangan-teknologi-game/
http://uchisharli.blogspot.com/2010/02/perkembangan-teknologi-game.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar